Abu Quhafah

Abu Quhafah adalah putra Amir ibn Amr ibn Ka'b ibn Sa'd ibn Taym ibn Murra Ka'b ibn Lu'ayy ibn Ghalib Fihr. 

Ia tinggal di  Makkah, dan menikahi sepupunya Salma binti Sakhar ibn Amir ibn Amr, putri saudaranya yang dikenal sebagai Ummul Khair ("Bunda Kebaikan"). 

Mereka memiliki beberapa anak laki-laki, namun sayang, anaknya tidak bertahan hidup. 

Ketika Abu Bakar lahir pada tahun 573,? ia dikenal sebagai Atiq ("dibebaskan" dari kematian), sedangkan saudara-saudaranya yang berikutnya diberi nama terkait Muataq dan Muaytaq. 

Selanjutnya Abu Quhafah menikahi seorang wanita yang lebih muda, Hindun binti Nuqaid. 

Dia melahirkan tiga anak perempuan yakni Ummu Farwha, Quraibah, dan Ummu Amir.

Keislaman Abu Quhafah dikisahkan Ibnu Ishaq. 

Saat Nabi Muhammad SAW masuk Mekkah di Masjidil Haram, Abu Bakar datang memuinya sambil menuntun ayahnya, Abu Quhafah. 

Nabi Muhammad SAW bertanya kepada Abu Bakar mengapa tidak menyuruh ayahnya berdiam diri di rumah, karena dirinya yang akan menemui ayah Abubakar tersebut. 

Dari pernyataan Nabi Muhammad SAW tersebut menunjukkan rasa hormat kepada Abu Quhafah, orangtua dari sahabatnya, Abu Bakar. 

Kemudian dengan santun Nabi Muhammad SAW mengajak Abu Quhafah untuk masuk Islam. 

Abu Quhafah pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmilah Abu Quhafah masuk Islam. 

Kemudian Nabi Muhammad SAW pun memberikan selamat kepada Abu Quhafah. 

Ketika melihat rambut Abu Quhafah yang memutih karena penuh dengan uban, Nabi Muhammad SAW meminta Abu Quhafah untuk mengubah warna rambutnya, namun ia menyarankan untuk tidak menggunakan warna hitam. 

Sesaat setelah masuk Islam Abu Quhafah pun mempelajari ibadah wajib dan sunnah dalam Islam.

 Setelah dia memahai dan menguasai seluruh ibadah, ia rajin beribadah. Abu Quhafah pun selalu berusaha untuk mengikuti tausyiah yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, saat menggelar majelis ilmu. 

Dari kisah ini, kita dapat ditarik kesimpulan bahwa meskipun kedudukan Nabi Muhammad SAW lebih tinggi, karena beliau adalah utusan Allah SWT, namun ia tetap menghormati orangtua sepeti Abu Quhafah. 

Semangat untuk mengubah diri menjadi lebih baik, ditunjukkan Abu Quhafah ketika ia mendatangi Nabi Muhammad SAW untuk masuk Islam. 

Hal itu tak terlepas dari hidayah yang diberikan Allah SWT.